Baubau-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Stasiun karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Baubau berhasil mengagalkan pengiriman telur penyu sebanyak 18 butir dibandara betoambari, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, kamis (29/3) red.
Melalui pesan WA, Kepala SKIPM Baubau, Arsal mengatakan, awal mula Telur penyu diketahui, berawal dari pemeriksaan petugas SKIPM Baubau dan Petugas Avsec Bandara Betoambari Baubau pada saat melakukan pemeriksaan barang penumpang melalui X-Ray di Terminal keberangkatan yang rencananya akan diberangkatkan ke Kendari.

pemeriksaan barang bawaan penumpang yang di curigai adalah telur penyu
“Pada saat pemeriksaan sempat ada kecurigaan benda berbentuk bulat di X-Ray, setelah di buka oleh petugas Avsec Bandara ditemukan adanya beberapa telur penyu yang kemudian kita amankan”, bebernya.
Pemilik barang EM, lanjut dijelaskannya, tidak sempat dimintai keterangannya lantaran si pemilik yang langsung lari menaiki pesawat menuju kendari.”Tidak sempat dimintai keterangan karena segera naik diatas pesawat menuju kendari,” tambahnya.
Ia mengatakan, Penyu dan telurnya merupakan salah satu hewan yang dilindungi melalui Pearaturan Pemerintah Nomor 07 tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis satwa dan tumbuhan serta merupakan salah satu biota laut yang masuk dalam kategori Appendix I Cites yang tidak boleh dilakukan eksploitasi baik penangkapan maupun perdagangannya
“Hewan ini termasuk kategori terancam punah termasuk bagian tubuhnya atau telurnya. Apapun bentuk alasannya baik untuk oleh-oleh itu tidak bolleh,” katanya
Disampaikan pula dengan dilakukan pengagalan pengiriman, maka dalam hal ini pihaknya telah menyelamatkan kelestarian hewan.

petugas mengamankan telur penyu
Saat ini telur penyu yang ditahan akan dikoordinasikan dengan instansi terkait, Balai Konservasi Sumber Daya Alam yang ada di Baubau untuk segra diambil keputusan apakah telur penyu tersebut masih bisa ditanam kembali untuk dilakukan pemijahan atau keputusan lainnya apabila tidak bisa lagi dilakukan pemijahan
Selain itu, Arsal meminta kepada masyarakat Kota Baubau atau pelaku usaha agar perlunya melakaukan sosialisasi bersama sama untuk tidak mengeksploitasi komoditi perikanan yang sudah hampir punah dan diperlukan kesadaran yang tinggi untuk menjaga ketersediaan dan keberlanjutannya di alam agar anak cucu kita dimasa yang akan datang masih bisa melihat si biota yang lucu berenang di laut.(Gun)
